Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-175 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
“..tetapi aku berkata: “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku.” (Yesaya 49:4)
Sering kali saya suka mendengar kalimat, ‘Wah masih muda ya sudah di panggil Tuhan. Pasti orangnya baik’ atau ‘Waduh ngenes banget hidupnya ya padahal orang yang baik banget. Koq bs meninggal dengan cara begitu? Msh muda pula ?’.
Secara tidak sadar manusia di bawa kepada suatu pemahaman kalau seseorang baik dan hidup benar di hadapan Tuhan, seyogyanya hidupnya enak, jauh dari kesulitan dan gak banyak aneh-aneh. Apakah benar?
Justru sebaliknya, dalam mengikuti Kristus, manusia sering berhadapan dengan tantangan. Lihat saja saat Yesus datang, Ia justru membawa pemurnian di dalam mengerti siapa Allah Bapa. Kata ‘pemurnian‘ disini bukan mustahil berakhir dengan pertentangan, ujian dan cobaan yang harus di hadapi.
Misalnya belum lama ini saya mendengar sharing seorang yg belum lama pindah ke Gereja Katolik, ia harus menerima kenyataan dirinya diasingkan oleh hampir semua anggota keluarganya. Namun ia mengimani kalau Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, Satu-satuNya jalan, kebenaran dan hidup ? AMIN.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-175, hari ini Gereja memperingati kelahiran St Yohanes Pembaptis. Lihat betapa besar pelayanannya dan luar biasa disiplinnya beliau di dalam menjaga kekudusan (hanya makan belalang dan madu hutan). Namun tragis sekali akhir hidupnya, karena menegur demi kebenaran justru harus mengalami kematian yang mengenaskan. Namun kita percaya bahwa janji Allah adalah YA dan Amin.
St Yohanes Pembaptis adalah salah satu contoh nyata Firman Allah yang dinubuatkan Nabi Yesaya ribuan tahun sebelumnya (lihat lagi kutipan ayat diatas). Tuhan memberkati.