Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-238 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. (Yohanes 6:66)

 

Kalau kita perhatikan, banyak ajaran-ajaran Yesus atau perintah-perintahNya yang seringkali tidak masuk di logika kita. Contohnya, perintah untuk mengasihi musuh kita, mengampuni orang 70×7 kali, jika ditampar pipi kiri kita memberikan pipi kanan dan sebagainya.

Di perikop kali ini pun, apa yang baru saja Yesus katakan dan ajarkan – bahwa Dia adalah Roti yang dari Surga dan bahwa orang harus makan dagingNya dan minum darahNya untuk mempunyai hidup yang kekal – adalah hal yang sulit untuk diterima logika para muridNya, sehingga banyak yang pergi meninggalkanNya.

Perkataan Yesus seakan menyuruh kaum Israel untuk melanggar Taurat Musa dengan makan daging dan minum darah Anak Manusia.

Tetapi tidak semua murid pergi, ada juga yang tetap tinggal dan setia seperti kedua belas rasul.

Dalam mengikuti Yesus, kita harus membina relasi yang intim denganNya, sehingga kita terus-menerus dibaharui dalam roh dan pikiran kita, maka kita akan menemukan kebenaranNya yang memerdekakan.

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-238 mengajak kita untuk merefleksikan bagaimanakah sikap kita dalam menerima Firman Allah dan ajaran-ajaran Yesus melalui Gereja. Apakah kita tipe seperti kebanyakan murid yang pada saat menemukan hal yang sulit atau diberi Firman yang keras maka kita akan pergi? Ataukah kita seperti para rasul yang mempunyai hati teguh dan tetap percaya akan kebenaran Kristus?

Kiranya kita seperti kaum Israel pada bacaan pertama, memilih untuk senantiasa setia kepada Allah yang hidup, yang tidak berubah dari dahulu, sekarang dan sampai selamanya.

Selamat merayakan Ekaristi, menyambut Tubuh dan Darah Kristus Yesus yang adalah sungguh-sungguh menjadi makanan dan minuman yang mengantar kita kepada hidup kekal.