Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-125 dari 365 halaman tahun 2019.

 

Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” (Yohanes 21:15)

 

Kutipan ayat yang kita angkat pada hari ini sesuai dengan salah satu kata-kata emas oleh Santa Teresa dari Kalkuta yang berbunyi, “The fruit of silence is prayer, the fruit of prayer is faith, the fruit of faith is love, the fruit of love is service and the fruit of service is peace.”

Kita yang mengasihi Yesus dipanggil untuk mengasihi domba-domba-Nya, menjadi gembala mereka, melindungi dan mencukupi kebutuhan mereka. Kalau kita mencintai Yesus, kiranya otomatis kita akan mencintai sesama kita yang sangat Yesus sayangi. Tidak mungkin kita bisa berkata cinta pada Yesus kalau kita tidak peduli terhadap apa yang Yesus sayangi. Karena cinta kepada Yesuslah para rasul setia dan taat mengajarkan dan mewartakan kabar gembira keselamatan dalam Kristus Yesus.

Pada refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-125 ini, saya yakin bahwa pertanyaan yang sama juga berlaku bagi anda dan saya, apakah kita mengasihi Yesus? Kalau demikian, Yesus mau kita menggembalakan, melayani domba-domba-Nya.

Menggembalakan domba-domba-Nya tidak mengharuskan kita menjadi seorang imam atau religius – walaupun baik sekali kalau ada yang merasa terpanggil, tetapi kita dapat melakukannya dengan melayani dan mengasihi sesama. Kita dapat memulai dari pasangan, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang Ia tempatkan di lingkungan rumah, pekerjaan dan sebagainya.

Bukanlah kebetulan kalau ada orang-orang yang membuat jengkel, yang demanding, yang sungguh menguji kesabaran Tuhan tempatkan di dalam hidup kita. Ya benar, Tuhan mau kita mencintai mereka juga sebagai cara kita menunjukkan cinta kita kepada-Nya.