Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-280 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” (Kejadian 2:23)

 

Kita semua tentu sudah tidak asing dengan kisah penciptaan manusia, di mana Adam dibentuk dari debu tanah dan dihembusi nafas hidup oleh Allah; dan Hawa dibentuk dari tulang rusuk Adam. Kemudian pria dan wanita akan bersatu.

Allah pun sangat rindu untuk bersatu dengan kita manusia. Dalam diri Yesus, Ia tinggal di tengah-tengah kita, menjadi serupa dalam segala hal kecuali dosa. Melalui teladan hidup, warisan, Sakramen, Gereja dibentukNya. Kita juga mempunyai sosok manusia sebagai bunda Gereja, Maria yang juga adalah Hawa yang baru.

Belakangan ini, saya mendengar kabar bahwa di negara-negara maju banyak orang dewasa kesepian, kurang mampu bergaul dengan sesama, lebih nyaman bergaul dengan internet/robot, hidup dalam fantasi, perceraian meningkat, dimana-mana nilai perkawinan diserang.

Sebagai seorang Kristen, sadar tidak sadar, kita senantiasa dilindungi dan dipelihara oleh Allah. Roh Kudus membimbing kita dengan lemah lembut dan memberi kekuatan untuk tetap setia mengikuti jalan hidup Yesus.

Bunda Maria pun telah memberi teladan baik bagi yang terpanggil hidup berkeluarga maupun yang terpanggil hidup selibat. Dengan mengikuti teladannya, kita yakin bahwa kelak kita pun dapat digelari orang kudus Allah.

Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-280 ini, yang juga hari Minggu pertama di bulan Rosario, marilah kita semakin setia terhadap panggilan hidup kita dan meneladani cara hidup Maria, seorang manusia yang telah diangkat Allah dan diberikan berbagai macam gelar dan penghargaan.

Selamat berhari Minggu.