Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-45 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

“Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Matius 6:18-19)

Hari Rabu Abu merupakan salah satu hari paling penting dalam kalender liturgi, dimana kita membuka masa Pra-Paskah.

Masa Pra-Paskah sendiri adalah waktu umat Katolik menyadari dan menyesali dosa-dosa yang menyebabkan kita jauh dari Tuhan. Hari ini juga awal masa kita berpantang dan berpuasa, memperdalam kehidupan doa dan memberi amal kepada orang yang membutuhkan. Semua ini adalah persembahan kepada Allah yang mengasihi kita.

Saya teringat seorang kawan yang cukup aktif dan rajin melayani. Setiap masa Pra-Paskah, setiap orang di sekitarnya pasti tahu kalau dia sedang berpantang dan berpuasa. Mukanya sungguh letih dan ia suka mengeluh tentang merasa lapar. Nampaknya ia cukup kesulitan menjalankan kewajiban ini.

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-45, bacaan hari ini mengajak kita untuk bertobat (Yoel 2:12), berdamai dengan Tuhan (2 Korintus 5:20) dan menjalankan ajakan ini dengan cara yang berkenan kepada Tuhan, dengan kerendahan hati dan motivasi yang tulus, bukan untuk dilihat atau dipuji orang.

Sudahkah kita punya rencana apa yang mau kita persembahkan kepada Tuhan di masa Pra-Paskah ini? Sudahkah kita punya rencana bagaimana cara kita menjalankan kewajiban-kewajiban kita ini?