BERBUAH ATAU MATI
Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-137 dari 365 halaman dalam tahun.
Manusia memang sering terjebak dalam aturan-aturan agamawi. Kita sering berpikir bahwa aturan-aturan tersebut, bagaikan sebuah check list. Apabila semua box telah di-centang, maka kita pasti akan masuk surga. Beberapa orang malah tidak stop sampai disitu, mereka bahkan berpikir, bahwa dengan melakukan aturan-aturan tersebut, maka mereka akan lebih suci, dan bebas untuk memandang rendah orang-orang lain.
Rasanya itulah yang terjadi di bacaan pertama hari ini (baca lengkap Kis. 15:1-6). Beberapa orang murid berpendapat bahwa “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.” Murid2 yg disunat mereka lebih superior, dan lebih suci, sementara yang tak disunat, dianggap kurang suci. Dengan pemikiran tersebut para murid yang disunat tak mau lagi duduk satu meja yg belom disunat.
Hal ini tak jauh beda dengan situasi yang banyak dihadapi oleh pengikut-pengikut zaman sekarang. Misalnya, apabila seorang (sebut saja) pengikut legio Maria merasa dirinya lebih suci oleh karena ia lebih banyak berdoa rosario, lebih banyak mengunjungi orang, dan tak pernah absent ikut pertemuan – lalu menganggap rendah teman-teman yang lain. Doi lalu karena saking nyolotnya akhirnya menimbulkan perselisihan diantara teman-teman. Nah apakah dengan perbuatan tersebut, kira-kira Bapa di Surga dapat dipermuliakan?
Banyak aturan Gereja/komunitas memang sangatlah penting dan harus kita laksanakan. Tapi bacaan Injil hari ini mengingatkan kita, bahwa untuk mempermuliakan Bapa, tidak cukup hanya dengan sekedar melaksanakan peraturan-peraturan tersebut. Jangan sampai ketekunan kita justru membuat kita menjadi batu sandungan, dan menyebabkan perselisihan didalam komunitas. Sudahkah aku berbuah dengan benar?
Refleksi harian Katolik halaman ke-137 ini mengingatkan agar kita tetap bersih oleh firman, hidup didalam Dia, dan bertumbuh dan menghasilkan buah. Buah-buah yang dimaksud tak lain adalah buah-buah Roh yang ditulis di Gal 5:22-23a yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Percaya dan imani jika kita berfokus pada buah-buah roh itu, maka kita tak saja mempermuliakan Bapa, namun kita juga akan layak disebut sebagai murid Kristus, yaitu para murid yang percaya kepada Tuhan Yesus.