Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-290 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
“Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat” (Filipi 3:20)
Kira-kira 1 bulan sebelum keberangkatan kami berlibur, daerah yang hendak kami kunjungi terkena taifun yang berskala sangat besar, sehingga mengakibatkan airport di kota tersebut tidak dapat beroperasi untuk waktu yang tidak dapat dipastikan karena kerusakannya yang sangat parah.
Kami sempat khawatir saat itu. Teman-teman kami yang tahu kami akan ke sana, mereka berkata “tenang aja, waktu gempa-gempa sebelumnya yang jauh lebih parah, mereka dapat pulih dengan cepat. Pasti mereka akan mengatasinya dengan luar biasa” ucapan ini terlontar dari beberapa orang.
Tanpa saya sebutkan negara apa saat ini, kalian pun mungkin bisa langsung terpikir yang sama kira-kira negara apa yang saya maksudkan. Lewat peristiwa ini, saya merenungkan bagaimana orang-orang bisa begitu “beriman” kepada respon bangsa ini dalam mengatasi badai yang menerpa mereka.
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-290 ini, seperti Rasul Paulus mari kita renungkan buah-buah apakah yang telah kita hasilkan sebagai warga kerajaan surga yang dapat menjadi teladan bagi keluarga kita ketika mereka mengingat kita, melihat kita & mendengar tentang kita, terlebih lagi ketika kita sedang melewati badai kehidupan?
Semoga hidup kitapun boleh menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekeliling kita, bagaimana selayaknya hidup seorang yang menantikan Dia & menaruh pengharapan kepadaNya.