Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-354 dari 365 halaman dalam tahun.
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Lukas 1:38)
Awal tahun ini, kami sekeluarga dapat kesempatan untuk liburan ke Indonesia. Rumah istri saya yg di Jakarta, seperti pada umumnya, punya beberapa orang pembantu. Suatu kali saya kepengen sekali makan indomie. Saat sedang mencari-cari panci, tiba istri saya bilang, “Ngapain? Minta tolong mbak aja yg masak..”
Walau saat kecil saya juga sering minta tolong pembantu, namun karena sudah terbiasa hidup mandiri di Sydney belasan tahun, spontan saya berpikir, “Wah bisa begitu? Enak juga ya..” Tak lama istri saya memanggil, si mbak langsung bertanya, “Tuan suka mie nya keras, sedang dan lembut?” Saya langsung berpikir, “Keren amat, bisa di request pula!”
Ciri-ciri dari seorang “hamba” atau “pembantu” adalah patuh pada tuannya. Coba bayangkan apabila saat diminta, si mbak berkata, “Taon depan aja deh tuan, gak bisa liat ya, saya lg sibuk!”. Waahh, pasti si mbak bisa langsung di-PHK.
Kembali ke perkataan Bunda Maria hari ini. Saat diberi kabar bahwa Ia akan hamil tanpa suami, pada umumnya manusia mungkin akan takut. Tapi Bunda Maria memilih untuk patuh dan taat pada panggilannya. “Jangan takut” (ayat 30) kata malaikat Gabriel. Dan sungguh luar biasa, ketaatan Bunda mendatangkan keselamatan bagi seluruh umat manusia.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-354, sejauh mana kita mengenal panggilan yang diberikan Tuhan kepada kita? Masa Adven adalah masa yang tepat untuk kembali merenungkan hal ini. Sama seperti Bunda, kita adalah hamba-hamba Tuhan masa kini. Walau kita tak akan di PHK oleh Yesus, jangan lagi kita menunda merespon panggilan Tuhan kita karena terlalu sibuk ini dan itu. Jalankan dengan setia. Lewat ketaatan dan kesetiaan kita, keselamatan bisa jadi datang atas diri kita, teman-teman, bahkan keluarga kita.