Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-80 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
“Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja” (Daniel 3:17)
Penggalan ayat diatas adalah pernyataan sahabat-sahabat Daniel yang berpegang teguh pada imannya ketika mereka diminta untuk menyembah allah lain.
Seorang sahabat bercerita kepada saya bagaimana beliau memilih mempertahankan imannya walaupun jujur dia begitu takut akan hasilnya. Ketika itu seorang dokter menyarankan beliau untuk mengaborsi/menggugurkan anak dalam kandungannya karena dokter menemukan kelainan (down syndrome) pada janinnya. Sang dokter menyakinkan sahabat saya bahwa dia akan menyesal dengan keputusan yang dia ambil karena kesusahan yang akan dia alami.
Dia bercerita bagaimana sepanjang masa kehamilannya, Tuhan mengirimkan malaikat-malaikatNya untuk menguatkan imannya dan Dia melihat bagaimana kuasa Tuhan bekerja & menolong keluarganya melewati masa-masa sulit itu. Iman mereka telah menjadi berkat bagi orang2 di sekeliling mereka.
Yang saya terharu adalah ketika dia berkata kepada saya, “Masa kita hanya mau percaya padaNya ketika semua yang terjadi seperti yang kita mau, dan kita meninggalkan iman kita ketika yang kita lihat & dengar saat ini tidak seperti yang kita harapkan?”
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-80 ini, mungkin kuali api ( penderitaan, vonis atau tantangan ) yang kita hadapi saat ini berbeda-beda, namun percayakah kita bahwa Tuhan yang Daniel, ke-3 sahabatnya & sahabat saya sembah adalah Tuhan yang sama dengan yang kita sembah? Bahwa Dialah Tuhan yang sanggup melepaskan kita, menemani kita dan tidak akan membiarkan kita binasa?
Tuhan, kami mohon teguhkanlah hati dan iman kami untuk percaya bahwa kebenaranMu sanggup memulihkan & membebaskan kami ?