Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-206 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

“Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapanNya untuk meminta sesuatu kepadaNya.”  (Matius 20:20)

 

Tentu semua orang tua akan mendoakan anak-anaknya agar sukses & menjadi orang yang dapat dibanggakan dalam keluarga.

Demikian juga kita semua sebagai anak-anak Tuhan, kehadiran kita di dunia ini adalah dengan harapan kita dapat menceritakan kemuliaan & kasih Bapa di surga.

Kakak saya sejak lahir memiliki penyakit jantung bawaan & saat itu dokter bilang kepada orang tua saya kalau hidupnya mungkin tidak akan lama. Karena pada saat itu keadaan tidak memungkinkan untuk kakak saya dioperasi, maka dia bergantung pada obat-obatan, yang akhirnya merusak gigi dan juga kemampuan intelektualnya.

Yang saya ingat ibu saya selalu meminta saya untuk menjaga & melindungi kakak saya bila di sekolah. Saya sering merasa tugas ini sebagai beban. Saat itu saya sering mempertanyakan dalam hati, “kenapa ini harus menjadi tanggung jawab saya?”

Sampai pada suatu saat, Tuhan seperti membuka mata hati saya untuk melihat bagaimana kasih karunia Tuhan begitu menyertai langkah-langkah perjalanan hidup kakak saya. Dia tidak menyerah atau mengeluh dengan keadaannya yang berbeda; dia melayani di gereja, dia menemukan pasangan hidup yang menerima dia apa adanya. Kehadiran kakak saya menyadarkan saya bahwa dalam keadaan apapun yang harus kita lewati, kasih Tuhan selalu ada di tengah-tengah kita semua.

Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-206 ini, Paulus mengingatkan umat di Korintus & kita semua bahwa kita ini hanyalah bejana tanah liat & kekuatan yang melimpah itu dari Tuhan. Dimana maksud dari semua itu agar semua orang boleh menjadi semakin percaya kepadaNya & ucapan syukur boleh semakin melimpah-limpah bagi kemuliaan Tuhan ?