Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-59 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. (Matius 20:28)
Saat manusia pertama jatuh dalam dosa akibat sifat sombong, maka roh manusia digadaikan pada si jahat. Yesus datang ke dunia dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Pesan Yesus untuk mengalahkan dosa adalah melalui kerendahan hati. Menjadi pelayan bagi sesama merupakan bagian kerendahan hati. Bahkan Yesus memberi contoh dengan membasuh kaki para murid yang kemudian dikaitkan dengan perihal pengampunan.
Suatu waktu ada seorang suami meninggalkan istrinya untuk hidup bersama dengan ‘WIL’ (wanita idaman lain) nya. Setelah beberapa tahun berlalu, suami ini menelpon sang istri menyatakan keinginannya untuk kembali. Ternyata sang suami menderita penyakit parah dan tipis harapan hidupnya. Rupanya wanita yang menyebabkan dia meninggalkan istrinya tidak mau merawat karena dia sudah sakit dan ludes hartanya. Sang istri bisa saja menolaknya dan orang akan menyatakan tindakannya itu sangat wajar. Tetapi karena kemuliaan hati sang istri, ia akhirnya menerima suaminya yang sudah sekarat dan merawatnya sampai akhirnya meninggal di sisinya.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-59 ini mengajak kita, anda dan saya menjadi yang seperti apa yang Tuhan kehendaki dari kita. Tuhan menghendaki agar manusia menjadi semakin serupa dengan Dia dalam hal kasih, kerendahan hati dan mempunyai hati yang selalu siap mengampuni.
Tidak mudah memang, sepertinya tidak mungkin, tetapi hendaknya kita setia mulai dari perkara-perkara kecil, sehingga Tuhan akan memberikan kesempatan untuk perkara-perkara yang besar. Semoga demikian, Amin.