BUAH BAIK DARI POHON YANG BAIK
Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-179 dari 365 halaman dalam tahun.
“Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Mat 7:18-20
Bagi umat Gereja Katolik, pasti sudah tidak asing lagi mendengar doa Bapa Kami. Bahkan, pada saat para murid meminta Tuhan Yesus mengajarkan cara berdoa – Tuhan Yesus cuma mengajarkan satu doa ini saja. Doanya simple, tak bertele-tele, bahkan kita sudah mungkin sudah hafal luar kepala. Saking simpelnya, maka tak jarang kita mendengar seruan-seruan negatif dari sekelompok orang, tentang kebiasaan orang Katolik yang hanya dapat mendoakan doa Bapa Kami.
Hal ini mungkin membuat kita bertanya-tanya, benarkah doa Bapa Kami (yang notabene adalah doa yang paling sempurna) itu, kurang bagus?
Satu kalimat yang bagus untuk kita refleksikan pada hari ini, adalah “ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”.
Sebuah cerita dari seorang teman satu komunitas kelompok doa saya, sebut saja namanya May. May adalah seorang ibu rumah tangga. Saat itu ia sedang marah besar dan kesal dengan suaminya dan ingin berpisah saja. Mendengar dan melihat hal tersebut berlarut-larut, seorang Romo menjadi prihatin dan berkunjung ke rumah mereka. Setelah mencoba mengkonsultasi pasutri tersebut, mencoba mengingatkan mereka akan anak-anak. Namun kemarahan si istri gak kunjung reda, dan ia tetap dengan tekadnya.
Di akhir kunjungan tersebut, si Romo mengajak pasutri tersebut untuk berdoa Doa Bapa Kami dengan perlahan. Pada saat mereka sampai pada kalimat “ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”. Tiba-tiba si istri merasa tersentuh sekali, dan ia menangis.
Sungguh luar biasa dampak dari doa Bapa Kami yang sering kita anggap simpel tersebut. Permasalahan memang belum selesai, namun sekarang May dan suaminya diberikan kekuatan baru untuk menghadapi masalah mereka.
Dari cerita singkat ini, di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-179 ini, kita dapat melihat dua hal:
- Besarnya dampak dari sebuah doa tak bisa kita lihat dari simple atau indahnya kata-kata doa tersebut, namun jelas dapat kita lihat dari buahnya.
- Buah dari May mengampuni suaminya akan dapat dinikmati oleh anak-anaknya, dan mereka akan menjadi teladan bagi anak-anaknya di kemudian hari. Demikian juga buah pengampunan/pertobatan kita pasti akan dapat dinikmati oleh orang-orang disekitar kita. Amin.