BELAJAR MELIHAT KEBAIKANNYA
Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-186 dari 365 halaman dalam tahun.
“Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” Mzm 34:8
Tidak semua orang bisa melihat betapa baiknya Tuhan itu. Contohnya saja kejadian di bacaan Injil hari ini, dimana diceritakan 2 orang yang kerasukan setan. Mereka sangat berbahaya sehingga tidak seorangpun berani mendekati mereka. Tuhan Yesus lalu menyembuhkan kedua orang itu, dan memindahkan setan-setan tersebut ke dalam kawanan babi. Babi-babi yang tidak tahan lalu terjun ke dalam danau dan mati di dalam air.
Bukankah Yesus begitu baik menyelamatkan kedua orang tersebut yang kerasukan? Ini luar biasa buat kedua orang tersebut. Bahkan bagi penduduk di daerah sana sehingga mereka tidak perlu takut lagi. Tetapi di akhir cerita malah mereka menolak dan mengusir Tuhan Yesus. Kenapa? Mungkin karena mereka marah karena kawanan babi mereka mati, lebih daripada kebaikan yang telah Yesus lakukan buat mereka.
Memang manusia umumnya lebih cenderung melihat kekurangan-kekurangan daripada kebaikan Tuhan yang sudah Ia anugerahkan luar biasa buat kita. Ada contoh lain tentang seorang pemuda yang marah pada Tuhan. Ia berdoa di Gereja sambil tersedu-sedu. Seorang Pastor mendekati dan bertanya. Si pemuda lalu complain kalau Tuhan ada kenapa dia masih miskin. Sedangkan teman-temannya hidup makmur. Lalu Pastor yang bijak itu mengajak si pemuda untuk berpikir, “Anakku, coba ingat-ingat pada saat temanmu lahir ke muka bumi ini, apakah ia lahir dengan membawa emas dan harta? Apakah ia kaya sejak dahulu kala?” Ia menjawab, “Tidak Pastor, orang tuanya bercocok tanam dan kemudian meraih sukses dari usahanya, sehingga sekarang menjadi kaya raya.”
“Ya, kamu benar.” Jawab Pastor. “Sekarang, lihatlah dirimu, badanmu masih kuat, matamu masih tajam melihat, Tuhan yang begitu baik telah memberikan kepadamu kekuatan dan badan ini bukan? Sama seperti yang diberikanNya kepada temanmu, hanya kemudian mereka menggunakannya untuk bekerja keras dan menggarap lahannya. Tuhan itu baik, rezeki yang kau minta itu ada di sekitarmu tapi kamu harus bangkit untuk meraihnya!”
Masih banyak lagi kebaikan Tuhan yang telah Ia perbuat di hidup kita, yang sayangnya kita lupakan. We take it for granted. Melalui refleksi harian Katolik Epiphany di halaman ke-186, ini semoga kita tidak menjadi seperti penduduk yang langsung marah dan menolak Yesus bila ada hal yang tidak sesuai di hati kita. Melainkan kecaplah dan lihatlah, sungguh luar biasa betapa baiknya TUHAN itu. Dan begitu besar kasihNya pada kita! Terima kasih Tuhan Yesus ?