Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-220 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-muridNya datang dan meminta kepadaNya: “Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.” (Matius 15:23)
Saat membaca Injil hari ini saya teringat tentang doa dan permohonan yang kita panjatkan. Kita yang bukan bangsa Israel secara lahiriah, memohon dengan sangat kepada Allah, sampai melakukan pantang puasa, meminta dukungan doa dari keluarga, teman-teman, juga dengan perantaraan santo-santa. Terkadang, atau mungkin cukup sering, kita merasakan tidak ada jawaban dari doa-doa kita.
Dalam perikop Injil hari ini, kita lihat permohonan yang terus menerus dari wanita Kanaan menggugah para murid untuk ikut meminta Yesus berbuat sesuatu. Namun pada akhirnya iman si ibu ini sendirilah, yang menerima jawaban Allah, yang membuat Yesus mengabulkan permohonannya.
Di awal pernikahan saya dan istri, kami cukup lama tidak dikaruniai keturunan. Kami pikir dokter dan proses medis yang sudah maju akan memudahkan (di kemudian hari baru kami ketahui pandangan Gereja Katolik tentang assisted reproduction), tapi ternyata terus menerus gagal. Kami mendapat banyak dukungan doa dari keluarga dan komunitas, tidak jemu2 berdoa dengan perantaraan santo santa. Pada akhirnya dengan iman dan penyerahan diri total membuat kami ambil langkah untuk sepenuhnya bergantung kepada Tuhan dan proses alami yang membuat mujizat itu terjadi dan dengan kesaksian ini kami memuliakan nama Tuhan.
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-220 ini, mungkin Tuhan belum memberikan jawaban pada kita, Ia bukannya tidak mendengar atau tidak sayang kepada kita, mungkin Ia sedang menguji iman kita. Teruslah berdoa dengan tidak jemu-jemu.
Santo Dominikus yang kami rayakan hari ini, doakanlah kami.