MEMBERI SAMPAI MENDERITA

Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-161 dari 365 halaman dalam tahun.

 

Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya. Mrk 12:44

 

Apakah reaksi pertama anda apabila melihat seseorang memberi persembahan dalam jumlah kecil saat misa? Mungkin untuk beberapa orang, di dalam hati langsung berpikir “gila, pelit banget ini orang, kan buat Tuhan gitu loh..” Ya, kita memang sering terkesima kalau melihat ada orang yang memberi persembahan dalam jumlah besar. Apalagi untuk tim di komunitas yang bersangkutan, kan lumayan bisa beli peralatan musik baru, drum mahal!

Apa yang menjadi ukuran manusia, ternyata tidak sama dengan apa yang menjadi ukuran Tuhan. Di bacaan pertama menulis “Lebih baiklah doa benar dan sedekah jujur daripada kekayaan yang lalim.Tob 12:8

Contoh sederhana dari tulisan Tobit ini. Saya pernah mendengar sebuah cerita tentang seorang developer bangunan yang begitu kaya di sebuah negara. Saking kayanya, ia juga dapat menyumbang sedemikian banyak uang untuk gereja yang ia hadiri. Mendanai kegiatan anak-anak muda di gerejanya. Sehingga begitu berhasil, popularitas mereka lalu berkembang ke dunia international. Usut punya usut, ternyata developer tersebut banyak sekali menipu partner kerja dia. Menunggak hutang sekian lama, bahkan menipu pajak, sehingga merugikan banyak orang demi keuntungan financial bagi dirinya sendiri. Uang itulah yang ia pakai untuk mendanai gereja.

Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-161 ini, ada beberapa hal menarik yang kita bersama-sama bisa lihat:

1. Jangan cepat mengambil kesimpulan apabila melihat orang lain memberi sumbangan.
2. Sebagai tim dalam komunitas, tolok ukur keberhasilan kita bukan besar/kecilnya kas. Kejujuran dan hati itulah yang menjadi tolok ukur kita. Tuhan lebih menghargai komunitas yang memiliki doa yg benar dan kejujuran.
3. Tak perlu menunggu sampai kaya. Jangan pernah berpikir, “Tunggu deh sampe gue kaya, pasti akan nyumbang dalam jumlah besar untuk gereja/komunitas.”

Seperti si janda, dalam kekuranganpun kita dapat membagi berkat bagi Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati