Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-224 dari 365 halaman dalam tahun.
Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?” Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya….. (Matius 17:19-20)
Kisah ini diambil dari perikop Yesus menyembuhkan anak muda yang sakit ayan dengan mengusir roh jahat yang ada dalam tubuh anak itu, setelah para murid gagal mengusirnya.
Pada sebuah seminar tentang kitab Yesaya, yang pengajarnya adalah seorang imam ahli kitab suci, dia mengatakan bahwa Yesaya seorang nabi utusan Tuhan yg hidup sekitar 700 tahun sebelum kelahiran Yesus, sudah menubuatkan kelahiran seorang Mesias yang diakhir hidup-Nya akan menderita. Point yang kedua, Yesaya sebagai utusan Tuhan, hendak memperingatkan kepada bangsa Israel untuk tetap percaya dan setia kepada Yahwe, Allah Abraham leluhur mereka.
Waktu itu bangsa Israel dalam suasana damai dan cukup makmur. Di saat yang sama bangsa Asyria berencana menyerang mereka. Akibat kurang beriman pada Tuhan, mereka minta bantuan bangsa Mesir. Kejadian ini berakhir kekalahan bangsa Israel dan pembuangan ke Babel.
Apa arti pesan Yesaya dan Yesus mengenai “percaya” buat kita saat ini? Pada saat kita dalam keadaan yang damai, ekonomi mantap, hidup senang maka ada kecenderungan kita mulai melupakan Tuhan. Mulailah mencari back up lainnya seperti perbanyak deposito, investasi di properti, atau saham, asuransi yang tujuannya untuk menjamin masa depan.
Kalau saja kita sadar bahwa hidup ini sarana bukan tujuan maka orang akan lebih mempercayakan hidupnya kepada Tuhan, karena tujuan hidup manusia adalah bersatu dengan Tuhan. Sedangkan kemakmuran dapat mengaburkan tujuan hidup manusia.
Refleksi Harian Katolik Epiphany Halaman ke-224 ini mengajak kita untuk lebih percaya dan beriman pada Tuhan. Percaya yang bukan hanya di mulut saja tetapi percaya dengan segenap hati, akal budi dan pikiran. Karena apalah arti hidup sekejap dalam kemakmuran dibandingkan dengan rancangan Tuhan bagi kita untuk bersama-Nya dalam kehidupan kekal selamanya.
Mari kita jalani hidup ini dengan iman yang benar supaya terhindar dari penderitaan seperti yang dialami bangsa Israel dengan pembuangan babel akibat kurang percaya.