Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-350 dari 365 halaman dalam tahun.
“Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia” (Matius 17:10-13)
Vic adalah salah seorang teman saya. Ia sudah hidup dan tumbuh besar di Australia seumur hidupnya. Suatu kali, Vic sempat cerita, kalau sebenarnya dia sudah tidak begitu tertarik lagi untuk pergi ke gereja mengikuti misa. Vic lalu bercerita bagaimana teman-temannya di sekolah, walau semuanya berasal dari salah satu sekolah Katolik yang mahal di Sydney, mereka pergi ke gereja hanya sebagai suatu formalitas. Misa terlihat hambar, membosankan, dan cuma sekedar ritual saja. Sehingga kalau ia tak dipaksa oleh istrinya, maka ia sebenarnya sudah tidak mau pergi lagi.
Saat mendengar cerita dari Vic, saya merasa sayang sekali. Padahal setiap kali kita pergi ke misa, ketika kembali diingatkan bagaimana Tuhan Yesus rela meninggal diatas kayu salib demi dosa-dosa kita manusia. Setiap kali menghadiri misa, saya sering kali merasa tersentuh saat sedang konsekrasi. Sebab disini pastor akan berkata “inilah tubuhKu, dan darahKu yang dikurbankan bagimu”. Perkataan Tuhan Yesus ini adalah bukti cinta Dia kepada kita semua.
Kembali pada bacaan Injil hari ini, Elia, Yohanes Pembaptis, bahkan Tuhan Yesus tak dikenali oleh umat Yahudi saat itu. Padahal kedatangannya telah dinubutkan sejak lama. Namun ketika kehadiran mereka berbeda dari harapan, umat Yahudi menjadi kecewa.
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-350, semua pribahasa berkata “tak kenal maka tak sayang”. Apabila kita tak pernah menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus, tak pernah lagi membaca Kitab Suci, atau berdoa, tak pernah membaca ajaran2 Gereja, maka tak heran Gereja dan misa terasa seperti ritual saja.
Saat Adven adalah saat yang tepat untuk me-refresh kembali relasi kita bersama Tuhan Yesus. Apakah kita sudah siap untuk mereka kedatanganNya di hari Natal nanti?