Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-48 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” (Lukas 5:27)
Di dalam keluarga, atau didalam komunitas, umumnya pasti ada satu atau beberapa orang yang menjadi black-sheep.
Seseorang dianggap black-sheep, umumnya bisa karena berbagai macam alasan. Beberapa teman-teman saya, ada yang dikucilkan oleh keluarganya, ada yang karena suka sesama jenis, atau karena menikah dengan seseorang yang tak disenangi oleh ortunya. Sehingga mereka akhirnya tak diakui lagi oleh keluarga dan disuruh pergi.
Para pemungut cukai di zaman Tuhan Yesus, rasanya adalah para black-sheep ini. Karena mereka memilih untuk mengabdi kepada Kaisar, dan hidup dari memeras sesama bangsanya sendiri. Tak heran mereka lalu dikucilkan, dan tak diakui lagi oleh teman-teman sebangsanya.
Uniknya Tuhan Yesus justru tidak mengucilkan para pemungut cukai ini. Bukan cuma Lewi yang didalam bacaan hari ini, tapi kita juga pernah membaca tentang pemungut cukai yang lain, Zakheus. Tuhan Yesus malah duduk makan bersama dengan Zakheus. Saat mereka merasa diterima oleh Tuhan Yesus, justru sesuatu yang tadinya mustahil sekarang bisa terjadi, mereka malah bertobat.
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-48 ini, apabila ada seseorang black-sheep didalam keluarga atau komunitas. Apakah yang selama ini kita lakukan? Yang paling gampang tentu adalah mengucilkan mereka. Pura2 gak kenal! Atau mau menerima mereka apa adanya, dan tetap berusaha membawa mereka pada Tuhan Yesus? Ini adalah tugas yang tidak gampang. Semoga selama masa pra-Paskah ini, kehadiran kita justru semakin membawa orang-orang yang dikucilkan agar mereka semakin dekat pada Tuhan Yesus. Amin.