Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-110 dari 365 halaman tahun 2019.
Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. (Kejadian 1:4)
Gelap tidak bisa menutupi terang, justru sekecil apa pun terang di tengah gelap gulita akan tetap tampak…setuju?
Saya teringat satu kisah lama dimana seorang konglomerat sedang menghadapi sakit keras yang diperkirakan umurnya tidak akan lama. Ia harus menyerahkan semua bisnisnya kepada 3 anaknya, namun bingung siapa yang akan ia tunjuk sebagai leadernya. Ia mengajak ke tiga anaknya ke salah satu gudang besar namun kosong. Ia memberikan masing2 $30 dan meminta anak2 nya dengan uang tersebut mencoba memenuhi gudang tersebut.
Anak 1, tanpa ragu langsung pergi membeli koran bekas. Dia mencoba menutupi semua jendela yang ada, namun tentu tidak cukup.
Anak yg kedua membeli jerami kering… mencoba ditumpuk dan tentu tidak cukup.
Sang anak ke-3 membeli beberapa buah lilin dan mengajak sang ayah kembali ke gudang tersebut di malam hari. Di tengah gelap yang ada, ia menyalakan lilin-lilin tersebut dan cahayanya cukup memenuhi gudang yang tadinya gelap luar biasa. Terang…. mampu mengalahkan gelap sepekat apapun!
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-110,
setiap orang yang berjalan membelakangi cahaya matahari, ia melihat bayangannya. Namun mereka yang berjalan menyongsong matahari, justru sang bayangan tidak mungkin mengejarnya.
Gelap dan terang tidak mungkin bersatu! Jika manusia ingin hidup benar di mata Tuhan, dia justru harus berjalan menghadapNya. Saat kita berbuat dosa, justru buk an malah menghindar namun bangkit menyongsongNya.
Mari kita sungguh bersiap2 menyambut Terang Kristus. Selamat mempersiapkan malam kebangkitan Kristus. Tuhan memberkati