Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-328 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
“Tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan.” (Lukas 20:35)
Bagi kita sekalian yang mewarisi iman para rasul, kita mengimani bahwa ada kebangkitan badan dan kehidupan kekal, sehingga kita tidak hidup dengan slogan YOLO (you only live once). Tentu boleh saja mencoba berbagai hal, agar kita dapat mengagumi dan menyukuri kemurahan Tuhan, asal tidak membuat kita jauh dari Tuhan.
Kita hendaknya hidup dalam pertobatan yang terus-menerus, karena keselamatan yang telah kita peroleh harus terus diperjuangkan. Semuanya itu kita lakukan dengan harapan kelak kita dianggap layak mendapat bagian bersama Tuhan di kehidupan selanjutnya nanti.
Hampir setiap kali menghadapi ujian, saya selalu merasa gelisah. Waktu-waktu menjelang ujian adalah kesempatan untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik. Saat hasil ujian keluar, apapun yang saya lakukan tidak akan mengubah hasil itu lagi. Yang tersisa hanyalah rasa syukur lulus ujian atau penyesalan karena kurang mempersiapkan. Demikian juga yang akan terjadi di akhir hidup kita nanti, dan kita semua cuma punya satu kesempatan hidup di bumi ini, tidak bisa ikut ujian susulan untuk memperbaiki hasilnya.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-328 mengingatkan kita ada sebuah ujian untuk menimbang kelayakan kita mendapat bagian dalam kehidupan sesudah kematian. Jangan sampai kita menyesal saat nasi sudah menjadi bubur. Apakah kita sudah mempersiapkan diri? Mari kita pakai setiap waktu dan kesempatan yang ada untuk membawa kita selangkah demi selangkah lebih dekat pada Tuhan.