Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-27 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. (Markus 4:39)

 

Saat baru menikah saya kesulitan mencari tempat tinggal sewaan. Karena terpaksa akhirnya saya tinggal di apartemen milik perusahaan. Masalahnya tempat ini kotor dan penuh dengan kecoa yang berkeliaran. Saya dan istri merasa down, takut dan putus asa. Padahal kami berdua sudah lama melayani dan melihat begitu banyak kuasa Tuhan yang mengabulkan doa dan menyembuhkan umatNya.

Begitu juga para murid Yesus di bacaan hari ini. Mungkin kalau perikop Markus ini hanya dibaca sekilas, kita bisa mengerti kenapa mereka begitu takut akan badai yang bisa menunggang-balikkan perahu dan menenggelamkan mereka semua. Bukankah kita juga bakal takut kalau menghadapi situasi yang sama? Akan tetapi, sebelum kejadian di perahu ini, para murid sudah melihat Yesus menyembuhkan banyak orang sakit kusta dan lumpuh, mengusir banyak roh jahat dan mengadakan mujizat. Petrus juga melihat ibu mertuanya disembuhkan Yesus, tapi ia masih juga ragu akan kemampuan Yesus! Begitu kecil iman mereka sampai Yesus bertanya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” (Markus 4:40).

Mungkin beginilah sifat manusia, kita masih bisa tetap ragu akan kuasa Allah meskipun mujizat besar diadakan di depan mata kita sendiri. Satu pesan yang mau disampaikan hari ini adalah Allah tidak akan membiarkan anak-anaknya binasa!

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-27 ini mengajak kita merenung dan melihat kembali bukti-bukti kebaikan Allah dalam hidup kita, pengabulan doa, kesembuhan dan mujizat yang Ia berikan bagi kita. Kita juga diajak merenungkan janji-janji Tuhan yang membawa keselamatan dan berdoa kepadaNya saat sedang menghadapi masalah besar.