MEMBERKATI DENGAN PERKATAAN POSITIF

Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-147 dari 365 halaman dalam tahun.

“Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid.” Kis 18:23

Kita memiliki tendensi untuk lebih mudah membicarakan keburukan orang lain daripada kebaikan-kebaikan mereka. Misalnya saja orangtua yang ngomongin kekurangan anaknya terus, dengan harapan biar itu anak berubah. Atau suami/istri yang suka mengungkit-ungkit tentang hal-hal negatif pasangannya supaya pasangannya sadar akan keburukannya. Atau seorang atasan yang hanya mau bertemu dengan staff nya karena bila ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Sedangkan bila mereka melakukan hal-hal yang baik, yah kesannya itu kan sudah seharusnya dan sepatutnya, tidak perlu disanjung-sanjung lagi dong! ?

Bacaan hari ini menceritakan Paulus yang menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati para murid. Kita bisa membayangkan Paulus menguatkan hati mereka dan meneguhkan segala pekerjaan baik yang mereka lakukan. Ternyata meneguhkan pekerjaan baik itu penting. Lebih penting daripada membicarakan kekurangan orang lain.

Banyak tips-tips untuk mendidik anak yang mengatakan untuk orangtua fokus kepada kelebihan si anak. Karena ketika si ortu membicarakan kekurangan anaknya melulu maka itulah yang diingat si anak. Dan di bawah alam sadar malah itu yang mereka lakukan. Tetapi ketika si ortu banyak meneguhkan perbuatan positif anaknya maka ia akan melakukannya lebih sering melebihi perlakuan negatif nya.

Seorang ahli psikologi juga pernah mengatakan bila ia pulang ke rumah dia memiliki “Peraturan 10 Menit”. Artinya dalam 10 menit pertama ia pulang ke rumah, tidak boleh ada perkataan negatif keluar dari siapapun, baik si suami, istri maupun anak-anaknya. Karena sudah seharian masing-masing sibuk dengan aktifitas so ketika ketemu di rumah ditunjukan dengan perkataan-perkataan penuh kasih.

Bukankah ini juga yang diperintahkan oleh Yesus supaya kita sebagai pengikut Kristus memiliki perkataan yang penuh kasih? Seperti pembahasan renhar kemarin bahwa untuk menjadi pewarta Firman kabar gembira (seorang evangelist) tidak perlu dimimbar, tetapi bisa dengan perbuatan sehari-hari seperti meneguhkan perbuatan baik seseorang.

Hal 147, kita diajak untuk lebih lagi membicarakan kebaikan-kebaikan sesama. Biar mulut kita penuh dengan kasih. Cobalah hari ini kita pantang untuk mengutarakan perkataan negatif sama sekali, melainkan utarakan kata-kata kasih yang meneguhkan. Rasakan bedanya karena Anda sudah menjadi saluran kasih Allah! ?