Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-6 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

“Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak.” (Markus 1:7)

Silahkan baca selengkapnya Injil Markus 1:7-11

Pernahkah anda terpikir apa yang membedakan antara seorang Katolik yang baik dengan yang tidak? Atau seorang pewarta yang baik dengan yang kurang?

Suatu kali saya pernah menghadiri sebuah ceramah rohani di sebuah persekutuan. Berulang kali si pembicara menyebutkan betapa banyaknya perbuatan2 baik yg pernah ia lakukan dan segala achivement yang telah berhasil ia capai.

Rasa2nya, ia jauh lebih banyak menyebutkan kata “saya”, dari pada nama “Tuhan Yesus”. Sehingga pada akhirnya kita yang di team, jadi bingung apakah orang ini sedang mewartakan kabar baik tentang Tuhan Yesus, atau sedang menjabarkan daftar prestasi yang ia telah capai.

Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-6, Yohanes Pembaptis telah memberikan kita tips bagaimana menjadi seorang Katolik yang baik, yaitu agar kita rendah hati, dalam arti jangan menjadi sombong karena terlalu bangga pada diri sendiri.

Selanjutnya, sama dengan Yohanes Pembaptis, isi pewartaan kita selalu berisi tentang kabar baik tentang Tuhan Yesus yang akan datang kembali untuk ke-2 kali nya. Jika kita selalu berusaha melakukan kedua hal ini saja, saya yakin semakin hari kita bisa menjadi seorang Katolik yang lebih baik, dan isi pewartaan kita bisa lebih tepat sasaran.