Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-188 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

“Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.”  (Matius 9:17)

Kita berpikir mungkin apakah masih relevant ya bacaan injil hari ini dengan jaman sekarang yang anggur biasanya  disimpan dalam botol dan memakai baju tambal sana sini, robek sana sini adalah sebuah model yang lagi kekinian ☺

Tentunya firman Tuhan tidak pernah usang & ketinggalan jaman!

Saya mendengar seorang teman curhat bagaimana dia merasa ikut Tuhan susah karena firman & peraturan2 dalam gereja membatasi geraknya & menghalanginya untuk bisa mengejar impiannya.

Ada lagi saya pernah mendengar seorang berkomentar “percumalah dia dibilangin, sudah tidak bisa berubah lagi”

Sungguhkah demikian? Bukankah seharusnya yang terjadi adalah “kebenaranNya membebaskan/memperbaharui kita”?

Kantong anggur yang lama, baju yang lama di sini adalah bagaikan prespektif kita yang lama, yang tidak mau/susah berubah; atau mungkin juga lingkungan kita yang tidak membangun, dimana hal2 ini menghambat kita untuk diberkati.

Tuhan Yesus selalu menekankan pentingnya untuk memiliki hati & pikiran yang mau selalu diperbaharui agar kita dapat menikmati hidup yang berkemenangan (abundant life) & hidup dalam kebenaranNya.

Mari di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-188 ini, kita merenungkan apakah kerinduan kita dalam menjalankan ibadah, melayani & mendengarkan firmanNya telah membuat iman kita terus bertumbuh, dan jiwa kita berbahagia?  atau jangan-jangan kita hanya terjebak dalam rutinitas rohani namun hati kita tidak merasakan sukacita & damai?