Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-280 dari 365 halaman dalam tahun.
“Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.” (Lukas 10:20)
Ayat diatas dikatakan Yesus kepada para muridNya yang baru saja berhasil menaklukan/ mengusir roh2 jahat. Tentu kita merasa bangga & senang kalau kita bisa membuat orang bertobat ( seperti di refleksi harian Katolik Epiphany kemarin, pengalaman pewarta yang bisa membuat seorang pemuda bertobat dari kecanduannya dan tentu masih banyak hal lain yang terjadi ketika kita melayani umat: menumpangkan tangan kepada orang sakit yang lalu sembuh, memberi konseling kepada pasangan/orang tua yang akhirnya bisa rekonsiliasi, melihat pemudi yang broken heart yang bisa menangis guling2 sampai lega, membantu pemuda yang berhasil melepaskan pengaruh roh jahat dalam dirinya setelah ikut praise and worship yang kita pimpin dan sebagainya )
Di ayat 19 dikatakan bahwa Yesuslah yang memberi kuasa itu kepada murid-muridNya. Tentu bukan berarti Tuhan tidak mau murid-muridNya ikut bersukacita dengan Dia. Tetapi Dia mengingatkan mereka untuk tidak terfokus pada perasaan bangga yang bisa membuat mereka menjadi sombong dan merasa hebat atas hal-hal spektakuler yang telah mereka lakukan sampai lupa bahwa mereka hanyalah instrumenNya.
Baik lewat berkat dan talenta yang kita bagikan, ataupun ujian dan tantangan yang Tuhan ijinkan terjadi pada kita anak-anakNya. semua ini adalah cara Allah untuk menyatakan diriNya dalam penyelenggaraan kehidupan seluruh umat manusia. Oleh karena ini, kita bersukacita dalam pengharapan akan Dia.
Hari ini gereja merayakan Pesta Rosario Santa Perawan Maria. Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-280 ini marilah kita meneladani kesetiaan Bunda Maria dalam mendampingi gereja & umatNya. Bunda Maria yang menerima Rahmat dari Allah Bapa; yang hadir melihat kesengsaraan Yesus; dan ketika Yesus bangkit, Maria berdoa bersama para murid2Nya dan sampai dengan hari ini Bunda menolong kita semua anak2Nya untuk bertumbuh dalam kekudusan.
“Dalam kesukaran, menggenggam rosario adalah bagaikan menggenggam tangan Maria sendiri” (St Padre Pio)
Saya lampirkan link ini dibawah ini bagi yang ingin mencari tahu tentang sejarah doa rosario :