Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-121 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

“Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini.” (Yohanes 14:31)

 

Mungkin banyak diantara kita sering mendengar istilah ini di kalangan mereka yang sedang berpacaran, ‘Apakah kamu mencintai aku? Buktikan dong‘. Eh, sering kali kata ‘buktikan’ disalahartikan menjadi ayo tidur dengan aku ?. Apa betul? Koq malah di ajak buat dosa?

Di refleksi harian Katolik pagi ini, membaca bacaan pertama, anda dan saya diperlihatkan bagaimana Paulus, demi mewartakan Kabar Gembira Kristus, mengalami banyak sekali halangan dan siksaan. Namun ia terus bersukacita dan semakin hidup benar di hadapan Allah, tidak berbuat dosa lagi. Bukti Paulus mengasihi Allah, ia melakukan tugas dan kehendak Allah walau harus mengalami tantangan. Demikian juga Yesus membuktikan cintaNya kepada Allah Bapa, yaitu melakukan kehendakNya, menebus anda dan saya! Dia wafat secara mengenaskan di kayu Salib.

Bukti seseorang yang mengatakan bahwa ia mencintai Allah, adalah melakukan sesuai kehendakNya dan stop melakukan perbuatan dosa. Di dalam melakukan kehendakNya, bukan sekedar setiap hari hanya pergi ikut komunitas ini itu tanpa melakukan panggilan tugasnya sehari-hari.

Lihat St Yusuf yang kita rayakan hari ini sebagai simbol sang pekerja. Ketaatannya saat menerima Maria sebagai istrinya dan dalam membesarkan Yesus, adalah bukti melaksanakan kehendak Allah. Kesederhanaannya sebagai seorang tukang kayu, dan cara hidupnya yang biasa-biasa saja di dalam masyarakat (padahal ia seorang bangsawan keturunan Daud), adalah bukti ia bekerja memenuhi panggilannya.

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-121, mari saudaraku, kita buktikan bahwa kita mengasihi Allah dengan melakukan kehendakNya di dalam keseharian tugas panggilan hidup kita semua dan jangan berbuat dosa lagi. Tuhan memberkati.