Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-226 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka (Matius 18:2)
Kenapa sih Yesus pilih anak kecil buat jadi contoh bagi murid-muridNya?
Saat itu para murid sedang mempertanyakan siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Disini Yesus mau menunjukkan bahwa sifat anak-anak: lugu, percaya penuh, tidak haus kekuasaan ataupun hal2 duniawi lainnya, itulah yang patut dicontoh. Seorang anak kecil tidak berprasangka buruk, mungkin karena inilah anak kecil tadi mau saja dipanggil Yesus dan ditempatkan di tengah-tengah para murid Kristus yang sudah dewasa, suatu tempat yang tentunya membuat seorang anak kecil mudah merasa terintimidasi.
Dalam bacaan pertama di nubuat nabi Yehezkiel, ia menurut dan percaya pada kehendak Allah walaupun kurang masuk akal: makan gulungan kitab. Meskipun itu adalah sebuah penglihatan, tapi nabi Yehezkiel melakukan juga apa yang disuruhkan oleh Allah, seperti ini kira2 kepercayaan dan keluguan seorang anak kecil yang dihighlight oleh Allah. Namun, harap dibedakan ya sifat-sifat ini dengan sikap yang kekanak2an atau manja, bukan itu yang dimaksudkan Yesus.
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-226 ini kita anak-anak Allah diajak untuk rendah hati dan belajar dari anak kecil.
Mari kita belajar untuk mendengar dan melakukan kehendak Bapa di sorga dengan penuh percaya dan taat. Mungkin kita belum mengerti, tapi Ia telah memperlengkapi dan memampukan kita untuk melakukan kehendakNya, untuk membawa Yesus sang kabar gembira kepada orang2 di sekeliling kita.
Santo Maximilianus Maria Kolbe, kami memperingati kemartiranmu pada hari ini, doakanlah kami.