Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-50 dari 365 halaman tahun 2019.

 

Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes” (Markus 8:25)

 

Apa maksud Yesus sebenarnya mengenai istilah ‘ragi Farisi dan ragi Herodes‘ dalam konteks bacaan ini? Tidak heran kalau para murid juga bingung karena dalam benak mereka, apa bedanya dengan ragi yang dipakai untuk membuat roti? Apa ada ciri-ciri khasnya yang dipakai orang Farisi atau Herodes? Inti dari maksud Yesus disini adalah mengenai mulut dan kelakuan yang berbeda.

Seperti kelompok Farisi, mereka seharusnya menjaga dan melakukan Firman Allah (Perjanjian Lama). Namun Yesus sangat menentang karena aktualisasi yang mereka lakukan berbeda dengan Firman yang seharusnya mereka lakukan.

Satu contoh kata-kata Yesus sendiri dalam Injil Matius yang berbunyi, “Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia” (baca lengkap di Matius 15:1-9 mengenai seseorang yang diijinkan tidak menjaga orang tuanya karena uangnya sudah habis untuk persembahan ibadat)

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-50, dengan kata lain, sabda Yesus pagi ini ingin mengingatkan anda dan saya untuk menjadi Pelaku Firman. Inilah yang membuat Allah murka dan berencana menghapuskan semua ciptaanNya sendiri, manusia yang hidup (lihat kembali bacaan pagi dari kitab Kejadian). Namun Nuh mendapat kasihNya. Ia mengurungkan niatNya dan memberi kesempatan yang baru. Sebenarnya, Nuh punya pilihan bebas, mengikuti perintah Allah yang cenderung aneh dan membuat dia di sangka gila sama bangsanya atau mengabaikannya. Kita semua mengerti pilihan Nuh.?

Demikian juga anda dan saya. Kesempatan memperbaharui hidup diberikanNya setiap hari, dimulai dari pagi ini. Apa keputusan anda dan saya? Tuhan memberkati