Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-324 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

“Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (Lukas 19:10)

 

Cerita Zakheus adalah kisah yang populer dan juga sering dibahas di sekolah-sekolah Minggu. Kita semua mungkin sudah tahu kisah Zakheus yang awalnya cuma ingin tahu tentang Tuhan Yesus.

Dari postur tubuhnya saja Zakheus jauh lebih kecil dari orang-orang Yahudi pada umumnya yang bertubuh besar. Mungkin saja oleh karena itu ia tak diberi kesempatan pekerjaan seperti orang-orang lain pada umumnya. Postur tubuh yang kurang ok, plus karir yang dinilai sangat negatif oleh masyarakat, membuat Zakheus dikucilkan oleh orang banyak.

Saya masih teringat rasanya tidak punya banyak teman sewaktu kecil dulu. Apabila ada teman yang pesta, saya tak diundang, rasanya sedih sekali. Sehingga begitu dapat undangan satu saja, rasanya senang bukan kepalang. Mungkin begitu juga yang dirasakan oleh Zakheus saat Tuhan Yesus mau berkunjung kerumahnya. Rupaya Yesus berbeda dengan orang-orang Yahudi pada umumnya. Sehingga ia merasa begitu bahagia, dan berjanji untuk bertobat.

Pesan yang disampaikan oleh refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-324 ini, Tuhan Yesus jelas-jelas tidak mau kompromi dengan ‘dosa’, namun Dia mengasihi para ‘pendosa’ dengan memberi mereka kesempatan untuk bertobat. Di dalam hidup mungkin kita juga sama dengan orang-orang Yahudi, sulit untuk membedakan ‘dosa’ dengan para ‘pendosa’, sehingga akhirnya kita juga menghakimi orang-orang dan mengucilkan mereka.

Tetapi sekali lagi kita diingatkan, Gereja adalah tempat bagi orang-orang sakit. Apabila kita mengucilkan mereka, justru kita menjadi penghalang bagi mereka untuk bertobat.