Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-233 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

“Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya ke dalam Kerajaan Surga” (Matius 19:24)

 

Apakah ini berarti orang kaya tidak dapat masuk surga?

Lubang jarum diartikan sebagai gerbang kota di Israel dalam masa perjanjian lama. Setiap pendatang harus melewati gerbang itu supaya bisa masuk ke dalam kota.

Biasanya para pedagang membawa barang dagangannya dengan unta. Gerbang ini akan menjadi sempit bahkan tidak bisa dilewati bila unta yang sarat bawaannya berusaha masuk melewati gerbang kota itu. Sehingga untuk memasuki gerbang bawaannya harus dilepaskan.

Arti perumpamaan ini mengenai kelekatan seorang yang mau mengenal Tuhan, bahwa untuk mendapat keselamatan abadi harus melepaskan kelekatan-kelekatan duniawi seperti kelekatan akan harta, jabatan dan kesenangan duniawi.

Bacaan pertama di nubuat Yehezkiel , seorang imam Israel yang hidup masa pembuangan bangsa Israel ke Babel ini, mau memperingatkan Raja Tirus yang menganggap dirinya sebagai allah akan mengalami kebinasaan.

Pesan dari bacaan pertama adalah kesombongan seseorang akan membawanya ke arah kebinasaan. Sebaliknya semakin dekat dengan Allah membuat seseorang semakin rendah hati.

Refleksi Harian Katolik Epiphany halaman ke-233 ini mau mengingatkan kita bahwa kalau kita memilih mengikuti jalan keselamatan yg dijanjikan Yesus dengan menjalankan perintah-perintah-Nya, maka kita harus dapat melepaskan diri dari kelekatan-kelekatan duniawi yang sifatnya sementara. Meninggalkan kehidupan yang berpusat pada diri sendiri (meninggalkan kesombongan diri), dan hidup berpusat pada Tuhan saja membuat kita akan semakin rendah hati.

Kedekatan dengan Tuhan dapat dilihat dari kerendahan hati seseorang.