Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-325 dari 365 halaman dalam tahun.

 

Disitu ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat disitu. (Lukas 19:2-4)

Melihat sosok Zakheus dan perbuatannya, menarik untuk dibandingkan dengan manusia pada umumnya. Pemungut cukai dianggap orang yang berdosa, bertubuh pendek menunjukkan kelemahan/kekurangan seseorang. Tapi melihat kegigihan dan usahanya membuat kita harus menjadikan Zakheus teladan bagi kita. Zakheus telah berhasil mencuri perhatian Yesus yang kemudian meyatakan akan menumpang makan dirumahnya. Sebagai manusia yang banyak kelemahan dan dosa, kita juga harus berusaha mencuri perhatian Yesus agar Yesus mau memperhatikan kita. Lalu bagaimana caranya?

Suatu waktu Yesus berkata bahwa diri-Nya datang ke dunia bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa (Markus 2:17). Banyak dari antara pewarta yang Tuhan urapi yang berasal dari orang berdosa. Baru- baru ini di media kita bisa lihat bagaimana seorang pengguna drug yang bertobat karena ibunya terus menerus berdoa buat dia, dan Tuhan pakai dia menjadi pewarta. Tapi apakah kita mesti melakukan dosa agar bisa “mencuri” perhatian Yesus seperti Zakheus?

Tentu tidak perlu, Tuhan mengenal masing-masing kita pribadi bahkan sebelum dikandung ibu kita, kita ini berharga dimata Dia, bahkan rambut dikepalamu terhitung semua (Lukas 12:7).

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-325 mengajak kita untuk menarik perhatian Yesus dengan melakukan perbuatan-perbuatan seperti yang sudah Dia ajarkan, walaupun tidak mudah. Ajaran-Nya untuk mengasihi dan berdoa bagi musuh-musuh kita seperti hal yang mustahil, tetapi itulah tantangan yang Dia berikan supaya kita mendapatkan keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi kita.