Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-93 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
“Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” (Kisah Para Rasul 2:36)
Ada seorang kenalan saya yang pernah meninggalkan komunitas karena dia menganggap kalau kita semua cuma sibuk berdoa dan kotbah saja tapi kurang bertindak. Dia merasa kalau jadi orang Katolik sudah cukup berbuat baik saja dan tidak usah sibuk menjadi ‘rohani’. Mungkin contoh ini cukup umum kita temui, saya yakin banyak dari kita pernah mendengar argumen serupa dari orang sekeliling kita.
Berbuat baik memang penting sebagai ungkapan kasih Allah dan merupakan perintah Yesus dalam ajaran-ajaranNya. Akan tetapi, Yesus juga meminta pengikutNya untuk mewartakan kabar gembira! Ini yang membedakan seorang Katolik dari seorang Ateis. By the way, orang Ateis juga percaya akan pentingnya berbuat baik dan mempunyai nilai-nilai moral positif.
Setelah Yesus diangkat ke Surga, para Rasul bukan cuman sibuk berbuat baik, tapi juga berkomunitas dan berdoa bersama. Bacaan pertama hari ini menceritakan bagaimana Santo Petrus rindu seluruh orang Israel tahu tentang Yesus sang Mesias. Pelayanan pewartaannya juga membawa banyak orang dibaptis.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-93, cara hidup para Rasul merupakan contoh bagaimana orang yang benar-benar Katolik harus hidup. Berdoa, membaca kitab suci, melayani lewat perbuatan nyata, hidup dalam komunitas beriman dan mewartakan kabar gembira. Semuanya adalah kelengkapan hidup sebagai murid Kristus.
Sudah sejauh apakah kita mengikuti cara hidup ini? Ataukah kita memilih-milih bagian yang kita mau saja? Mari kita hayati kembali semangat Paskah dan bangun tekad kita untuk mau mewartakan kasih Kristus kepada semua orang!