SANG PENOLONG DAN PENYELAMAT
Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-185 dari 365 halaman dalam tahun.
Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.” (Mat 8:25)
Beberapa minggu yang lalu di satu kesempatan bible study, kita sempat berbincang-bincang soal perikop ini. Salah satu yang di bahas adalah apakah angin badai di dalam kisah ini sesungguhnya hanya terjadi pada saat itu atau memang biasa terjadi secara mendadak. Apalagi kalau melihat alur ceritanya, mereka hendak menyebrang sehingga memang dibutuhkan angin untuk membawa perahu tersebut. Para murid adalah nelayan yang tangguh, tentu sudah biasa berhadapan dengan badai. Namun entah kenapa kali ini mereka sepertinya kehabisan akal sehingga akhirnya membangunkan Yesus dengan kalimat yang lumayan keras, penuh ketakutan dan panik, “Tuhan, tolonglah, kita binasa!”
Dalam kehidupan saya pribadi, sudah belasan (bahkan puluhan) tahun mengalami Kristus yang banyak membantu saya. Namun tidak sedikit saat saya menghadapi masalah, ujian atau persoalan, saya juga teriak sama Tuhan seakan-akan mau berkata “Tuhan, dimana Engkau?? Gak perduli ya? Ini anakMu sudah stress!”
Satu contoh minggu lalu sedang jalan pulang di M4, dg kecepatan sekitar 80km/h, mendadak pandangan saya berputar, kepala pusing luar biasa dan mulai keluar keringat dingin. Jalur di depan saya serasa melebar dan saya benar2 sesak nafas. Saya hanya bisa teriak dan terus menyebut nama Yesus…Yesus. Saya tidak lagi bisa melihat mobil-mobil di sekeliling saya, semua serasa berputar upside down. Sudah terus sebut nama Yesus, heran tidak terjadi apa-apa ?. Akhirnya tersebut satu kalimat “dooohhh Yesus dimana Engkauuuu???”, dengan rada emosi dan takut mati juga laaaa?. Puji Tuhan luar biasa terdengar suara halus dan tegas, penuh Kuasa berkata “coba pejam satu mata, pakai mata yang sebelah saja”. Saya lakukan, dan betul sekali, saya kembali bisa melihat jalanan dengan jelas. Pelan namun pasti saya minggirkan kendaraan saya, stop beberapa saat dan mencoba menenangkan diri. Haleluya! Saya bisa pulang dan bertemu dengan keluarga saya kembali ?
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-185, sesudahnya saya malu! Tuhan tetap tolong saya, tapi saya sudah ketakutan setengah mati dan sudah marah2. Namun Ia tetap sabar dan tidak pernah meninggalkan saya. Dia sesungguhnya ADA selalu di sekeliling saya. Dan kalau Dia selalu ADA disekeliling saya, Dia juga selalu PASTI ADA di sekeliling anda. Jangan TAKUT! Tuhan selalu bersama kita semua. Tuhan memberkati