Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-162 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. (Matius 10:9)
Saya teringat pernah mendengar ceramah seorang pengajar Kitab Suci yang mengatakan, apabila seseorang semakin diberkati oleh Tuhan Yesus, maka ia seharusnya semakin kaya materi. Semakin banyak duit, emas, dan perak di bank accountnya.
Di lain waktu, saya pernah ngobrol dengan seorang pengajar Kitab Suci tentang bagaimana supaya bisa semakin kaya materi. Sebaliknya harta kekayaan, profit besar, popularitas rasanya bertolak belakang dengan ayat hari ini.
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-162 ini saya ingin mengingatkan bahwa kaul kemiskinan bukan cuma untuk Pastor di agama Katolik saja. Tapi juga untuk setiap orang yang beragama Katolik. Namun berkaul kemiskinan bukan berarti kita harus hidup miskin, dan tidak boleh punya tabungan. Ada banyak cara untuk menerapkan kaul kemiskinan: hidup sewajarnya, jangan terlalu berambisi, membeli barang melebihi dari yang dibutuhkan, berani untuk memberikan sumbangan.
Saya pernah pergi ke sebuah persekutuan, di lapangan parkir banyak mobil mewah, mercedes atau BMW. Ironisnya, koordinatornya mengeluh karena uang kasnya ngutang.
“Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” (Matius 10:8). Kita telah menerima banyak berkat dengan cuma-cuma dari Tuhan Yesus, sudah selayaknya kita juga memberikannya kembali dengan cuma-cuma.