BAHAGIAKAH ANDA?

Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-163 dari 365 halaman dalam tahun.

 

“Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-muridNya kepadaNya.”  (Mat 5:1)

 

Hari ini bacaan injil menceritakan tentang Sabda bahagia ( baca lengkap dari Mat 5: 1-12 ). Kita semua tahu berbahagia yang Tuhan bicarakan di sini, sangat-sangat berbeda dengan bagaimana dunia mengukur kebahagiaan, yaitu dari kekayaan materi, posisi & kekuasaan yang kita miliki.

Untuk bisa mengerti & menghidupi sabda bahagia ini, kuncinya dikatakan pada awal perikop yaitu kita harus datang kepadaNya, menghampiri Yesus. Karena selama kita masih memakai pengertian & kacamata dunia tentu sangat sulit untuk bisa mengerti kebenaran ini, apalagi menghidupinya. Yang ada, kita hanya mampu memperdebatkannya. Maka Yesus pernah katakan bahwa dunia tidak mengenal Dia & menerima ajaranNya. ( Dianiaya, dicela, difitnah kok bisa bahagia; miskin, lapar mana mungkin bisa bahagia )

Beberapa waktu lalu saya mendengar percakapan seorang teman yang sedang mengeluh, beliau memiliki lebih dari 5 properti yang semuanya memberi keuntungan, tinggal di rumah yg besar, istri yang mengasihinya, anak-anaknya yang tumbuh sehat, dan bisa tinggal di negara yg damai seperti Australia. Namun tetap merasa tidak cukup, tidak bahagia dan tidak puas dengan apa yang dia miliki. ( Mungkin kita berpikir, ah itu mah orangnya aja yang serakah ). Tetapi jangan-jangan, ketika kita ada di posisi orang tersebut, kita pun bisa terjebak pada sikap yang sama.. ? Kita sering membaca cerita tentang para santo santa, bagaimana dalam kesederhanaan hidup yang mereka pilih pun, mereka tetap bisa menemukan kedamaian & sukacita.

Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-163 ini, tentu kita semua dalam hidup pasti mencari kebahagiaan, dan kita tahu ada kebahagiaan yang sementara dan ada yang kekal. Kalau kita mau jujur pada diri kita sendiri, kebahagiaan yang mana yang kita kejar selama ini?  Kita bisa menyelidiki sendiri apakah sesungguhnya hati & pikiran kita melekat pada Yesus atau melekat pada hal-hal dunia. Dari situ juga kita bisa merenungkan mengapa kita merasa tidak bahagia atau sudah bahagia dengan hidup kita?

Bacaan hari ini baru akan menjadi relevan & memberi kekuatan untuk kita, bila hati kita melekat padaNya, maka kita baru bisa mengerti yang dikatakan pemazmur di Mazmur 34: 9-10 “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung padaNya! Takutlah akan TUHAN, hai orang-orangNya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! “