Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-317 dari 365 halaman dalam tahun.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tak mungkin tidak akan ada penyesatan! Tetapi, celakalah orang yang menyebabkannya. Lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada ia menyesatkan salah seorang yang lemah ini. (Lukas 17:1-2)
Penyesatan tidak bisa dihindarkan dalam menjalankan kehidupan beriman. Penyesatan terjadi karena pengaruh iblis dan penyalahgunaan kebebasan yang Tuhan berikan pada manusia. Yesus memberi peringatan keras dan hukuman yang berat bagi orang yang menjadi batu sandungan bagi sesama karena Yesus menghendaki kita untuk mengasihi dan menyelamatkan sesamanya, bukan membuat celaka!
Suatu ketika di Singapore terjadi peristiwa dimana seorang lansia diusir dari rumahnya sendiri oleh anak menantunya yang sudah menguasai rumah lansia itu. Berita ini sampai terdengar oleh pemimpin negara itu, yang kemudian mengambil tindakan membatalkan hak milik atas rumah lansia itu yang sudah dikuasai anaknya. Lebih dari itu pemerintah menuntut secara hukum anak yang kurang ajar itu.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-317 ini mengajak kita untuk membawa kasih buat sesama agar orang lain dapat melihat gambaran Kristus melalui perbuatan kasih kita. Perbuatan kasih itu bukan hanya memberi sesuatu bagi orang lain. Tetapi termasuk berani menegur saudara kita yang berbuat salah (dalam hal ini jika benar telah menyesatkan orang lain atau mengajak orang lain jatuh dalam dosa) dan sekaligus mengampuni. Tindakan pengampunan ini hanya dapat terjadi bila kita punya kasih, iman dan atas bantuan rahmat Allah saja. Marilah kita selalu hidup di hadirat Allah sehingga berkat dan rahmat-Nya senantiasa kita peroleh. Amin.