Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-260 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
“Sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepadaMu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” (Lukas 7:7)
Iman & kerendahan hati perwira dalam bacaan injil hari ini untuk mendoakan hambanya menyentuh hati Yesus. Walaupun Yesus yang pada saat itu masih dalam perjalanan menghampiri rumahnya, namun “mereka mendapati hamba yang sakit ini sudah sembuh kembali!”
Dengan meneladani iman perwira ini, setelah konsekrasi dan sebelum kita maju menerima komuni, kita selalu mengucapkan doa, “bersabdalah saja, Tuhan maka kami akan sembuh.” Karena sudah kebiasaaan, seringkali kata-kata ini terucap secara spontan, sehingga tidak saya imani dengan sungguh-sungguh rahmat yang terkandung dalam doa ini.
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-260 ini, tidak ada yang dapat membatasi Tuhan untuk mendengar kerinduan yang terdalam dari hati kita. Walaupun mata jasmani kita tidak bisa melihat kehadiran Tuhan secara fisik, bahkan panca indera kitapun yang begitu terbatas seringkali tidak bisa selalu merasakan sentuhan/jamahan Tuhan secara langsung, namun apakah dalam perjalanan hidup ini, kerinduan seperti sang perwira untuk menyentuh hati Yesus tetap selalu hadir dalam setiap doa yang kita panjatkan?