Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-233 dari 365 halaman dalam tahun.
“Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. (Matius 19:21-22)
Sebenarnya boleh atau tidak sih menjadi orang Katolik yang kaya raya? Mungkin sekali dua kali, pertanyaan tersebut sempat terlintas di pikiran beberapa orang, termasuk saya sendiri. Jawaban singkatnya, tentu saja boleh. Di bacaan Injil refleksi harian Katolik hari ini, Tuhan Yesus tidak memarahi si anak muda itu karena kekayaannya.
Di satu sisi, kita butuh uang untuk hidup. Sebagai orang tua, kita punya tanggung jawab untuk mencari nafkah agar bisa menghidupi keluarga. Bayangkan kalau saat ini ada anggota keluarga yang sakit keras, rumah sakit (di Indonesia) cuma mau terima, apabila ada uang di atas meja. Dengan kata lain, uang memberi rasa aman dan pasti. Namun di sisi lain, dapat membuat seseorang tak lagi 100% mengandalkan Tuhan.
Saya pernah mendengar sebuah cerita mengenai seorang bapak yang adalah seorang entrepreneur. Ia merintis bisnisnya dari kecil, dan sangat bangga akan bisnisnya. Bisnis itu adalah sumber kebanggaannya. Setelah lanjut usia dan sakit-sakitan, ia mewariskan gudang yang berisi segala hasil kerja kerasnya kepada anaknya, sehingga dia bisa fokus dengan biaya pengobatannya yang mahal. Sampai suatu ketika terjadi sebuah bencana besar, gudang tersebut terbakar ludes dilalap api. Si bapak menangis sedih. “Pa, kenapa menangis” tanya anak-anaknya. Si bapak tetap saja tidak kuasa menahan tangis karena bingung dengan biaya medis yang sangat besar itu. Lalu anaknya berkata lagi, “Pa, sudahlah tidak usah menangis, papa lupa ya gudang tersebut sudah kita jual minggu lalu?” Seketika, si bapak berhenti menangis.
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-233 ini, sekali lagi ingin saya ulang, tentu saja orang Katolik boleh kaya raya. Coba renungkan, apakah yang membuat kita benar-benar merasa aman hidup di dunia ini? Uang? Insurance? Tuhan Yesus mengingatkan kita hari ini, bahwa uang itu tidak kekal, suatu waktu bisa saja habis. Punya uang secukupnya, agar jangan sampai kemilau, karena uang bisa mengaburkan cinta kita pada Tuhan Yesus. Ingat kata FROG ? (Fully Rely On God), supaya kita tak mendua hati, namun agar kita tetap sepenuhnya cuma mengandalkan Tuhan. Amin.