MAUKAH ENGKAU PERCAYA?

Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-149 dari 365 halaman dalam tahun.

 

“Percayakah kamu sekarang?” Yoh 16:31

 

Percayakah kamu pada Tuhan Yesus sekarang? Begitulah kira-kira apabila pertanyaan diatas diterapkan bagi kita semua hari ini. Apabila pertanyaan tersebut ditanyakan kepada saya, dan saya harus menjawab jujur, walaupun mulut ingin berkata iya, namun hati kecil saya pasti akan menjawab: kadang-kadang iya, kadang-kadang engga. Tergantung sikon, tergantung besar/kecilnya masalah.

Percaya pada Tuhan Yesus saat selagi tak ada masalah yang pelik, tentu akan sangat gampang. But where’s faith in there? Bayangkan saja, para murid yang sudah bertemu langsung, dan hidup bersama dengan Tuhan Yesus selama tiga tahun saja, masih ragu-ragu. Petrus, yang adalah salah satu murid kesayangan Dia, juga masih ragu, dan sempat kehilangan harapan ketika melihat gurunya disalibkan. Nah, apalagi kita?

Dari pengalaman pribadi, saya pernah mengalami masalah finansial yang rasanya sangat sulit saat masih mengalami beban itu. Keesokan harinya, saya sekeluarga pergi makan bareng ke suatu daerah yang bernama Kingsford. Karena hari itu Jumat malam, maka biasanya parkiran didaerah itu penuh, karena tempat tersebut populer sebagai tempat makan. Anak saya tiba-tiba berdoa, “Tuhan Yesus, semoga daddy bisa temukan tempat parkir”. Mendengar doa itu, saya cuma tertawa geli. Ah, ngapain Tuhan direpotin cuma untuk urusan parkir. Tapi siapa sangka satu menit kemudian, ternyata ada yang kosong di tempat yang tidak biasanya! Tuhan seakan-akan ingin berkata, kenapa masih ragu, nak? Hal kecil saja bisa Tuhan selesaikan, apalagi hal-hal besar.

Refleksi harian Katolik halaman ke-149 ini, percayakah kita sekarang? Sebenarnya sudah terlampau sering Tuhan memberkati kita dengan banyak berkat, namun memang daging kitalah yang lemah. Tuhan Yesus pernah berkata apabila engkau memiliki iman sebesar biji sesawi saja maka engkau akan dapat memindahkan pohon ara (Mar 11:13), atau bahkan gunung sekalipun (Mat 17:20). Saya ingin mengajak kita semua, biar di halaman ke-149 ini, kita sama-sama berdoa, agar Tuhan mau dan dapat memberikan kita iman yang sebesar biji sesawi itu. Sebab sungguh sebenarnya didalam nama Tuhan tak ada yang mustahil, dan hanya kepadaNya kita dapat berharap. Maukah engkau percaya?