Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-338 dari 365 halaman dalam tahun.

 

“…katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” (Matius 8:8)

 

Sebuah kisah nyata dari saudara saya, sebut saja namanya Sani. Sewaktu nenek kami masih hidup, saya pernah mendengar Sani ngobrol dengannya. Sani sangat khawatir karena di dada Sani muncul sebuah benjolan (setelah dewasa, saya baru tau bahwa benjolan tersebut bisa jadi tumor/kanker).

Nenek kami lalu menganjurkan Sani untuk berdoa kepada Tuhan Yesus, disamping itu juga mengoleskan air dari Lourdes ke benjolan tersebut. Setelah seminggu kemudian, kami semua terkejut luar biasa, puji Tuhan, Yesus telah mendengar doa kami semua, benjolan tersebut hilang begitu saja.

Kisah Sani, rasanya hampir sama dengan kisah perwira di bacaan hari ini. Saat Sani dan nenek kami berdoa, seakan-akan berkata, “Tuhan, kalau Engkau mau, Engkau pasti bisa, dan kami pasti sembuh.” Dari ayat 7, jawaban Tuhan Yesus, bahwa Ia datang memang untuk menyembuhkan!

Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-338 ini, kita berpikir orang-orang yang berhasil disembuhkan pastilah orang-orang yang beriman besar luar biasa. Tapi si perwira, Sani (saudara saya), dan nenek kami, juga adalah manusia biasa. Tuhan Yesus berkata, kita cukup mempunyai iman sebesar biji sesawi saja (Matius 17:20).

Masa Adven adalah masa penantian Tuhan Yesus untuk datang kembali di dunia ini. Yuk kita bersama2 mempersiapkan hati dan pikiran, sehingga ketika Tuhan datang nanti, Ia masih menemukan banyak iman diantara kita semua.