Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-99 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

“Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.” (Kisah Para Rasul 4:31)

 

Minggu lalu saya terlambat berangkat kerja. Sepanjang jalan menyetir ke kantor, saya khawatir karena cari tempat parkir sulit sekali, apalagi kalau sampainya kesiangan. “Untungnya” saya langsung dapat parkir, padahal ada dua mobil yang antri di depan saya, mungkin mereka tidak melihat tempat kosongnya.

Saat sampai di kantor saya teringat kalau istri sering bersyukur kalau dapat tempat parkir atas “pemberian Tuhan” yang baik. Kejadian yang saya dan istri alami mungkin sama, tapi cara kami melihat sangat berbeda, istri saya bisa melihat pekerjaan Tuhan yang nyata dalam hidupnya.

Begitu juga para Rasul di bacaan pertama hari ini bersyukur dan merayakan kemenangan Yesus yang merupakan pemenuhan janji Allah di kitab Mazmur 2:1-2. Bagi orang Romawi, kematian Yesus hanya merupakan eksekusi penjahat yang umum mereka lakukan. Bagi orang Yahudi, mungkin merupakan hilangnya gangguan dari seorang yang menghujat Tuhan dengan mengaku-ngaku Anak Allah.

Apa yang membedakan para Rasul dengan orang-orang lain di kisah ini? Mereka telah lahir baru dan melihat peristiwa hidup mereka dengan bimbingan Roh Kudus! Dengan ini mereka bisa melihat sesungguhnya karya Tuhan yang mungkin tidak disadari orang banyak masa itu.

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-99 ini mengingatkan bahwa karya Tuhan dalam hidup kita tidak pernah berhenti, tapi sering kita tidak menyadari. Hari ini kita diingatkan kembali untuk mau terbuka untuk dibimbing Roh Kudus sehingga kita bisa melihat betapa indahnya perbuatan Allah dalam hidup kita. Terutama mungkin kalau kita sudah merasa hidup ini ‘biasa-biasa aja’ dan merasa kalau Tuhan itu jauh.

“Ya Roh Kudus, ajar kami untuk terbuka akan kehadiran dan karya-Mu, supaya Engkau dapat berkarya dalam diri kami, sesuai dengan rencana-Mu yang agung”