Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-282 dari 365 halaman dalam tahun.
“… kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Lukas 10:27)
Sebuah kisah nyata di sebuah persekutuan, ada seorang sebut saja bernama Heni. Heni walaupun ia bersekolah di luar negeri, tapi berasal dari keluarga yang pas-pasan. Walaupun begitu Heni punya kebiasan membeli barang yang mahal, terutama tas atau pakaian yang mahal harganya (salah satu tasnya seharga AU$6000an). Setelah sekian tahun mengenal Heni, semua baik-baik saja. Suatu ketika, ia mendapat berita buruk. Dia tiba-tiba divonis oleh dokter dan harus menjalani operasi besar. Karena tidak mempunyai asuransi, berarti ia harus membayar semua biaya medisnya dengan uang cash.
Heni panik seketika, mungkin karena cadangan cashnya kurang akibat habis dibelanjakan. Salutnya, teman-teman satu persekutuan Heni, bukannya mengolok-olok Heni karena dulu bersikap boros, tapi semua berinisiatif untuk mengumpulkan uang untuk mendanai biaya pengobatan Heni. Pada akhirnya, hasil dana yang dikumpulkan bisa mencapai sekian ribu dollar. Walaupun tidak menutupi sepenuhnya, tapi Heni tidak perlu menanggung semuanya sendirian berkat bantuan dari teman-temannya.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-282, Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri. Kenapa? Mungkin karena manusia umumnya tidak pernah pelit untuk keperluan diri sendiri. Kisah nyata di atas adalah salah satu contoh perbuatan mengasihi sesama.
Sebaliknya saya juga pernah mendengar kesaksian seorang teman di tempat persekutuan lain. Dia sempat bingung tujuh keliling. Di tempat persekutuan tersebut ada banyak teman yang kaya di atas rata-rata. Punya rumah di daerah mahal, bahkan dengan lift, kolam renang, dan sering jalan-jalan keluar negeri. Tapi anehnya, kok uang kas persekutuan mereka selalu tekor setiap bulannya??
Ada berbagai cara kita bisa memberikan kasih kepada orang lain. Bisa melalui sumbangan ke komunitas, atau langsung ke perseorangan. Mungkin kalau tidak mampu sendirian, bisa borongan, seperti teman-teman sepersekutuan Heni. Sehingga melalui uluran tangan kita, Heni dan orang-orang yang bernasib sama dengannya bisa merasakan cinta kasih Tuhan Yesus.